tag:blogger.com,1999:blog-75744015065694351252024-03-14T05:39:06.039-07:00Warta Edukasi Kota MojokertoWahana komunikasi para pegiat dan pemerhati dunia pendidikan untuk peningkatan kualitas pendidikan secara maksimalWarta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.comBlogger39125tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-37071232803491793912010-01-02T19:40:00.000-08:002010-01-02T19:59:14.243-08:00Belajar JujurKejujuran adalah sisi mata uang yang berlaku dimana saja. Setiap orang yang jujur dipastikan dapat berkiprah dimanapun lini kehidupan ini. Mereka dapat menempatkan diri dengan sebaik-baiknya tanpa ada tekanan di dalam hati.<br />Kejujuran adalah brandingself bagi semua orang yang ingin berkiprah dalam kehidupan positif. bahkan, dalam dunia hitam-pun kejujuran masih dipertahankan. tetapi, dalam hal ini kita tidak membicarakan dunia hitam, sebab pendidikan berorientasi pada dunia putih.<br />Tetapi, yang terjadi dalam kehidupan kita sungguh sangat jauh dari harapan.Masih terlalu banyak orang yang belum dapat mempraktekkan kejujuran dalam setiap langkah kehidupannya. Bahkan, repotnya adalah mereka takut jujur sebab orang jujur telah menjadi barang yang sangat langka dalam kehidupan kita sekarang.<br />Kita harus belajar jujur, sebab kehilangan kejujuran berarti kehilang jati diri, kehilangan brandingself serta yang terpenting adalah eksistensi diri terbungkus oleh sesuatu yang menjijikan.<br />Sebagai guru, khususnya, kita harus belajar jujur melihat dan memberikan penilai kepada anak didik serta kegiatan kita sehari-hari.<br />Belajar jujur telah menjadi sesuatu yang sangat berat, tetapi melakukan kejujuran menajdi semakin berat. Hanya saja, ketika kejujuran berganti dengan ketidakjujuran ternyata banyak orang yang menyimpannya rapi-rapi di lubuk hati dan menguncinya rapat-rapat, selanjutnay kunci dibuang jauh-jauh...Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-3499542481956844422009-12-10T04:13:00.000-08:002009-12-10T04:24:20.304-08:00Belajar BeraniDiakui atau tidak, selama ini yang menjadi kendala utama seseorang sehingga tidak pernah mecapai kemajuan maksimal dalam kehidupanya adalah tidak adanya keberanian. Terlalau banyak orang yang ketakutan, bahka sebelum melakukan sesuatu mereka sudah ketakutan, tidak berani.<br />Dalam dunia pendidikan,keberanian menjadi satu aspek yang sangat menentukan keberhasilan melakukan proses. Bahwa pendidikan dilakukan dalam sebuah kegiatan yang kita kenal dengan nama belajar. Artinya, seseorang yang sedang belajar jangan pernah takut! Ketakutan tersebut justru menjadi penghambat terbesar dalam mencapai keberhasilan.<br />Ya, belajar membutuhkan keberanian dalam segala hal. Jangan hanya mau menerima kondisi yang sudah tersaji secara instan dalam hidup kita. Justru pada saat kita berani melakukan sebuah revolusi sikap dan tindakan untuk perbaikan kondisi pendidikan dan belajar merupakan satu sikap terbaik untuk keberhasilan belajar dan pendidikan.<br />Ya, jangan pernah takut saat kita sedang belajar. Jangan takut salah, jangan takut jatuh, jangan takut....., sebab kesalahan, jatuh dan sebagainya dalam proses belajar adalah sesuatu yang sangat wajar. Bukankah keberhasilan sebuah proses disebabkan oleh keberanian kita di dalam mengambil keputusan untuk melakukan proses tersebut?!<br />Oleh karena itulah,sejak sekarang kita harus berani, belajar berani untuuk bersikap, mengeluarkan pendapat, melakukan sesuatu yang baru, walau mungkin sangat kontroversi, yang penting hal tersebut menuju ke sebuah kebaikan.<br />Jangan takut pada pimpinan, jangan takut pada guru, jangan takut pada siapapun yang ada disekitar kita, melainkan bersikaplah segan sebab sikap segan menunjukkan penghargaan yang kita berikan sebagai penghormatan atas segala hal terbaik yang diberikan kepada kita.<br />Apakah kita siap untuk belajar berani...?Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-45233881885269588732009-10-12T20:34:00.000-07:002009-10-12T20:39:20.744-07:00Pendidikan MandiriMemperhatikan kondisi jaman yang serba global, dimana setiap orang dituntut untuk dapat bertanggungjawab terhadap dirinya sendiri, maka sudah saatnya kita menerapkan konsep pendidikan mandiri. Dalam konteks ini,kita menekankan pada pembekalan kemandirian kepada anak didik sehingga pada saat mereka belajar ataupun nanti setelah mereka menyelesaikan masa belajarnya,mereka dapat menjalani hidup tanpa bergantung kepada orang lain.<br />Hal ini sangat penting mengingat kenyataan saat sekarang ini kemadirian merupakan hal yang langka dari anak didik. Anak didik sudah kehilangan kemandirian sehingga untuk memenuhi kebutuhannya sendiri saja mereka masih berharap bantuan orang lain. Mereka tidak dapat memberikan pelayanan pribadi untuk dirinya, apalagi jika dituntut untuk melayani orang lain. Mereka pasti tidak pernah dapat melakukan hal tersebut.<br />Oleh karena itulah, maka kita perlu berpikir untuk memberikan proses pembelajaran untuk pendidikan mandiri pada anak didik.....Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-80519978821834211202009-10-12T06:09:00.000-07:002009-10-12T06:10:07.164-07:00Tahun Ajaran baru.... TUgas baru....Tahun ajaran baru identik dengan tugas baru... itu sesuatu yang sudah pasti... maka kita harus selalu siap menghadapi dan menjalaninya...Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-29908096512993342352009-08-26T19:42:00.000-07:002009-08-26T19:44:07.640-07:00SElamat Datang BUlan Ramadhan, BUlan Penuh Berkah TUhanSElamat datang Bulan PeNuh berKah Tuhan... semoga pada bulan penuh berkah kebaikan ini kita semua mendapaatkan hikmah, berkah dan segala tuntunan hidup positif agar kita dapat melanjutkan hidup sebaik-baiknya<br />Selamat menjalankan ibadah puasa, semoga amal kebaikan kita mendapatkan balasan terbaik dari TUhan....Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-10426817268342596942009-08-18T05:22:00.001-07:002009-08-18T05:28:45.009-07:00Pentingnya Penyemangat Untuk Anak DidikBahwa anak didik adalah sosok-sosok dengan kemampuan yang sedemikian rupa sehingga tidak begitu saja diharuskan mengikuti apa yang dikatakan oleh guru. Anak didik bukan lagi lembaran kertas putih tanpa isi sama sekali, justru anak didik adalah sebuah buku yang sudah cukup banyak tulisannya dan selanjutnya tulisan tersebut perlu ditambah seiring dengan tingkat kemampuan anak.<br />Oleh karena itulah, eksistensi guru sebagai pembimbing, fasilitator pendidikan sangat perlu dipahami oleh semua pihak, termasuk guru dan anak didik. Guru dan anak didik adalah satu eksatuan yang tidak dapat dipisahkan sehingga jika memang menginginkan satu perubahan sebagaimana yang diharapkan, maka kedua aspek tersebut harus benar-benar bekerjasama sehingga sinergisitasnya terjag.<br />Dalam kaitan ini, guru setidaknya mempunyai waktu belajar yang lebih lama sehingga pengalaman lebih banyak dibandingkan anak didik sehingga secara langsung guru dapat mengetahui apa yangs ebenarnya sedang dibutuhkan oleh anak didiknya. Dan, setelah kita analisas secara cermat, maka satu hal yang sangat dibutuhkan oleh anak didik adalah Penyemangat!<br />maka dari itu, sebagai seorang guru kita harus dapat memposisikan diri kita sebagai Penyemangat bagi anak didik kita! Beri mereka semangat sebesar-besarnya! Bawa mereka pada suatu kondisi positif dengan arahan yang tepat dan jelas!<br />Ya... Guru harus dapat menjadi penyemangat bagi anak didiknya!Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-86932278452783126972009-08-04T05:50:00.001-07:002009-08-04T05:53:48.600-07:00Ribetnya mengatur Jadwal PengajaranTahun ini memang benar-benar menjadi tahun ribet saat harus memulia tahun pelajaran 2009/ 2010, hal ini karena proses penyusunan jadwal sangatlah dibet. Padahal, di sekolah negeri yang seharusnya orang-orangnya adalah orang-orang stand by, siap diletakkan dimana saja. Tetapi ternyata sangat ribet....<br />Bahkan... kalah dengan sekolah swasta yang notabene gurunya adalah guru terbang... sekolah swasta sudah selesai menyusun jadwal... eh sekolah negeri masih belum... malah sekolah swasta harus bolak balik mengubah jadwal sebab rekanb-rekan guru negeri yang jadwalnya terus berubah-ubah... duh ribetnya mengawali tahun pelajaran baru...Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com4tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-47683989937385969432009-07-03T04:57:00.000-07:002009-07-03T05:25:30.858-07:00Pekerjaan Sepanjang HAriHAri ini adalah hari ketiga sejak proses penerimaan siswa didik baru di sekolahanku. Dan kebetulan aku dijadikan sebagai salah satu koordinator tim panitia PSB ini,yaitu pada penentuh tes dan wawancara.<br />Sejak pagi, aku sebagai koordinator tim harus selalu mengkondisikan kinerjanya sehingga tidak kalang kabut, apalagi jumlah anak yang mendaftar sangat berlimpah. jauh lebih banyak dari perkiraan anak yang bakal diterima.<br />Bagaimana-pun kami tidak ingin kecoongan saat menentukan keberhasilan anak dalam memsyki ceah menjadi murid di sekolahan ini. INI merupakan kewajiban mental yang tidak dapat diabaikan, menjaga kualitas sekolah sebagai wahana pendidkan positif sehingga perlu anak-anak penyortiran agar kualitas anak-anak terjamin.<br />Hari ini sejak pagi aku melaksanakan tugas tanpa kesal ataupun keluh kesah terlontar keluar, walau sebenarnya keluh tu tetap ada, apalagi ketika anak buah sama sekalai tidak dapat diajak kompromi... wah..<br />Hari ini aku bekerja seharian... sata pulang.. diri sudah sedemikian loyonya..Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-26662330519530052492009-07-02T23:08:00.000-07:002009-07-02T23:15:05.474-07:00ARtikelku di Media Pendidikan JatimSekali lagi.. dari sekian banyak artikel yang kutulis, bulan ini masuk dalam edisi Media Pendidikan Jatim. Sungguh ini merupakan satu kebanggan bagiku. sudah seringkali artikelku mengisi halaman-halaman Media kebanggan dunia pendidikan di jatim itu. Tulisan-tulisan dalam artikel adalah angan-angan sdan keinginan utnuk perwujudan dalam dunia pendidikan yang kugeluti, ntuk peningkatan kulitas.Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-66070800741123435392009-07-02T22:53:00.000-07:002009-07-02T23:05:52.114-07:00PSB yang RumitPenerimaan Siswa Baru menjadi satu moment penting bagi sekolah untuk mengevaluasi eksistensi dirinya dalam masyarakat. Dengan melihat atensi amsyarakat terhadap sekolah, maka setidaknya kita dapat mengetahui secara pasti tingkat kepercayaan dan perhatian amsyarakat terhadap sekolah. Dan, tingkat perhatian masyarakat terhadap sekolah adalah identik dengan tingkat keberhasilan sekolah di dalam mengelola proses pendidikan dan pembelajarannya.<br />sekolah-sekolah dengan tingkat pendaftaran siswa baru yang maksimal, berarti mendapatkan kepercayaan masyarakat yang sedemikian rupa sehingga masyarakat merasa perlu dan harus mendaftarkan anak-anaknya ke sekolah tersebut. Sekolah yang mempunyai tingkat atensi masyarakat tinggi tanpa harus promosi sudah didatangi oleh anak-anak dan orangtuanya, masyarakat. Tidak perlu mengumbar ulasan atas kondisi diri sebab masyarakat sudah memahami dan mengerti kondisi sekolah tersebut.<br />Dan, selamanya, proses penerimaan siswa baru merupakan satu kegiatan yang rumit. Kerumitan tersebut terutama pada prosesnya. Anak didik harus mendaftar dengan menyerahkan beberapa syarat, terutama ijasah sekolah sebelumnya dan kelengkapan lainnya, termasuk dana pendaftaran. selanjutnya harus mengikuti ujian tulis dan wawancara. Setelah itu harus berjuang memperoleh kesempatan ikut atau lulus dalam ujian tersebut.<br />Bagi guru PSB merupakan tugas tambahan yang sangat merumitkan... Pada saat teman-teman lain libur, panitia PSB harus berkutet mempersiapkan segala hal terkait dengan PSB. Sejak musim liburan, Panitia sudah bekerja mempersiapkan segala hal... duh rumitnya... apalagi jika tidak ada kesinkronan rasa tanggungjawab dinatara anggota panitia.. wah lelet banget..!Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-6666867950947952212009-06-27T00:32:00.000-07:002009-06-27T00:43:51.685-07:00Apa ini Lelucon????Pengumuman anak kelas 3 yang mengikuti ujian nasional tahun 2008 / 2009 sudah lama diumumkan, sekitar tanggal 15 Juni 2009. Dan, hasilnya beberapa anak terpaksa gagal, dinyatakan tidak lulus. Mereka merasakan terpukul, apalagi bagi mereka yang benar-benar berkompeten dalam bidang keahlian. ternyata yang menjadi penyebab adalah pelajaran atau Ujian Teori bidang keahlian. Beberapa anak dari bidang keahlian teknik mesin, khususnya program keahlian teknik pemesinan dan teknik mekanik otomotif harus berbesar hati sebab kegagalan oleh satu mata ujian tersebut.<br />Akhirnya, semua sekolah memutuskan untuk mengikutkan anak-anaknya pada ujian Paket C. Walau mereka menyadari bahwa anak-anak tidak lulus ujian teori kejuruan, tetapi bagaimana lagi... mereka hartus mengikuti ujian tersebut. Maka, anak-anakpun berjuang lagi mengikuti ujian paket C.<br />Selama 4 hari, anak-anak harus mengikuti ujian persamaan Paket C, anak-anak SMK dikelompokkan pada sekolah umum jurusan IPA, sehingga sungguh sangat lucu sebab anak-anak SMK yang biasanya berhadapan dengan mesin ternyata harus mengerjakan pelajaran biologi. Anak-anak yang biasanya berkutet dengan mesin-mesin ternyata harus mengerjakan materi tentang ilmu hayat...<br />Dasn, saat ujian Paket C berakhir, pada hari ke empat, ternyata ada kabar bahwa anak-anak yang program keahlian teknik mekanik otomotif dnyatakan lulus semua!!?<br />Duh dalam hal begini siapa yang bijak?<br />Apakah ini lelucon dalam dunia pendidikan kita?<br />Anak yang sudha dinyatakan tidak lulus eh ternyata dapat berubah menjadi lulus? kenapa hanya anak-anak program keahlian Teknik mekanik Otomotif saja???Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-37709693574927449192009-06-09T01:43:00.001-07:002009-06-09T01:54:21.072-07:00Urgensi Ujian UlangSetiap orang yang mengalami kegagalan selau berkeinginan untuk mengulang sehingga kegagalan tersebut dapat ditebus dan selanjutnya menghasilkan keberhasilan.<br />Tetapi, di dalam memperbaiki kegagalan tersebut, maaka seseorang harus melakukan hal-hal yang sama sebagaimana saat menjalankan kegiatan. Bahkan kegiatan tersebut harus dijalankan sejak kegiatan awal.<br />Ketika seseorang mengalami kegagalan dalam suatu kegiatan, maka dia harus engulangi sejak kegiatan awal. Dahulu, ketika kita tidak lulus, gagal dalam mengikuti ujian akhir sekolah, maka kita harus mengikuti kegiatan belajar mulai pada semestar pertama di kelas akhir tersebut.<br />Tapi, untuk tahun ini ada sebuah fenomena yang sedemikian besarnya, yaitu anak tidak lulus, eh dapat begitu saja mengikuti ujian ulang...<br />Dan, yang memutuskan itu ternyata badan yang mengurusi standar nasional pendidikan.<br />Apakah ini bukan diskriminasi pelayanan pendidikan?Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-17615803679636000152009-05-03T05:50:00.000-07:002009-05-03T06:00:22.411-07:00Perlu Peningkatan Kualitas GuruKualitas guru seringkali menjadi pertanyaan yang tiada habisnya, bahkan jawaban yan sudah diberikan ternyata belum mampu memberikan solusi terbaik. Bahwa kualitas guru pada dasarnya merupakan modal dasar untuk menghasilkan proses pendidikan dan pembelajaran yang benar-benar mampu menjawab tantangan hidup.<br />Guru adalah agen pendidikan dan pembelajaran yang selanjutnya adalah sosok yang berperan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusia di negeri ini. Jika ternyata kualitas guru masih biasa-biasa saja,sebagaimana biasanya atau tidak ada usaha untuk meningkatkan lebih lanjut, maka selamanya kualitas hasil proses pembelajaran yan tetap seperti ini.<br />Apalagi jika kita melihat kenyataan bahwa program sertifikasi yang sebenarnya merupakan program bagus untuk meningkatkan proses pendidkan dan pembelajaran tenryata sama sekali belm memberikan kontribusi yang tepat. Mereka yang telah dinyatakan 'lulus' baik melalui portofolio maupun diklat, dan sudah mendapatkan kompensasi atas sertifikat gurunya, ternyata sama sekali tidak memberikan kontribusi pada peningkatan kualiats pendidikan.<br />Lebih parah lagi, banyak yang setelah mendapatkan kompensasi setifikasi ternyata mengatakan bahwa mereka sudha tidak 'ngoyo' lagi, to mereka sudah lulus sertifikasi tanpa memberikan gambaran hal-hal yang bakal dilakukannya untuk memberikan kontribusi positif bagi dunia pendidikan. Sebenarnya, tujuan mereka bukan untuk peningkatan kualitas dunia pendidikan melainkan sekedar mendapatkan kompensasid ari proses sertifikasdi yang diikutinya, sebab selama proses penyiapan dokumen sertifikasi, yaitu portofolio, mereka telah mengeluarkan banyak dana sebab semua dokumen tersebut merupakan hasil 'jahitan 'orang lain yang tentunya membutuhkan dana.......<br />Duh, dunia pendidikan... begitulah nasibmu!Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-57278347268765978862009-04-18T06:50:00.000-07:002009-04-18T06:59:57.864-07:00Artikelku di Jawa PostMenjadi satu hal yang snagat membahagiakan bahwa kreativitas diri diakui oleh khalayak sebagai satu kelebihan kompetensi yang berguna. dengan kemampuan lebih inilah, maka selamanya kita dapat memberikan hal-hal yang kita bisa untuk orang lain.<br />Bahwa kita hidup karena orang lain dan untuk orang lain.maka jika kita mempunyai kemampuan lebih, maka akan sangat berarti jika kemampuan tersebut juga disebarkan untuk orang lain.<br />Memang tidak banyak yang kita dapatkan dari hasil tulis menulis ini, tetapi setidaknya kita hidup bukan sekedar untuk finansial semata. Banyak hal yang kita dapatkan dari banyak hal. Jangan hanya dinilai dari finansial semata. Apa gunanya banyak finansial jika pola kehidupan tidak tertata dengan baik, apalagi jika nilai diri di mata banyak orang sedemikian merosotnya!<br />Dalam kehidupan ini banyak orang yang bergelimpang finansial tetapi sama sekali tidak mempunyia kemampuan untuk hidup yang positif, bahkan seringkali gara-gara menguber finansial, maka segala cara ditempuhnya..... walahualamWarta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-13548393571762939422008-12-31T23:04:00.000-08:002008-12-31T23:10:22.528-08:00Hari ini di tahun baru ada pelajaran bagusPagi hari ini aku mencoba untuk mengubah penampilan sekitar rumahku. Hari ini adalah hari pertama untuk Tahun 2009. Oya, mungkin aku perlu mengucapkan selamat tahun baru untk semua yang mampir ke rumahku ini. Rasanya tahun baru memang harus diselamati, selamat tinggal dan selamat datang.<br />Pagi hari tadi aku benah-benar sekitar rumah. goto do depan rumah kubersihkan dari berberapa kotoran yang terjungkal disitu. pepohonan kecil rimbun yang tumbuh tidka teratur kupotong dan sebagian kutebang karena tidak sedap dipandang mata. hingga pada akhirnya lingkunganku terlihat bersih dan indah.<br />tapio, ketika jam 09.30 WIB, aku dan emak sangat kaget saat mendapatkan satu kondisi yang begitu rupa. Kedua ponakanku bertengkar! masalahnya sih karena saat makan ada salah satu dari mereka yang batuk, tepat di hadapan yang satunya. Mereka saling marah. <br />Aku sangat kerepotan saat harus melerai mereka. tapi kemudian aku berhasil.<br />rasanya menjadi seorang ibu, orangtua bagi kedua ponakan ini memang sangat berat, tetapi aku yakin TUhan tengah memberikan satu pelajaran bagiku dalam ekhidupan yang sangat penting. Semoga saja segalanya menjadi baik lagi!Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-50053369210208872772008-12-04T23:18:00.000-08:002008-12-04T23:23:43.864-08:00Mengatur Nafas dalam Langkah Panjang MenulisMenulis merupakan aktivitas yang membutuhkan kondisi khusus pada diri kita. khusus di dalam hal ini menunjukkan pada kita bahwa pada saat kita melakukan kegiatan kepenulisan, maka pada saat itu, kondisi dir kita harus diatr sedemikian rupa sehingga segala hal yang hendak ditulis dapat dengan mudah mengalir tanpa hambatan dari pikiran kita.<br />Tetapi, kita juga perlu menyadari bahwa menulis itu dapat kita lakukan jika kondisi hati kita tenang ataupun saat tertekan. JIka kita ingin menggitai kegiatan menulis, maka semua itu harus diabaikan!<br />Menulis sajalah, masak kita kalah dengan kondisi, walau hanya menulis satu kata bahkan <br />satu huruf setiap saatnya!<br />Oke, kita mulai menulis saja!<br />Sekarang ini saja aku sedang menunggu kabar dari penerbit untuk satu knsep tulisan yang kuselesikan dalam sebulan! Kata siapa menulis ityu sulit?!Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-42197882770761339012008-11-16T00:33:00.000-08:002008-11-16T00:48:11.478-08:00Bukuku Telah Terbit<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi41jMyAx5x7C7FQFMOL66C2p9fzPdlcbsz540iyc10Ev4sO-DmATaFv5ZK5dl2Dh4zjnFrly_nwuIed6EU3MLrGqGLQ0GfslZFtkSt75DBrQEE1Cbk-eB8t-7giCLXU_mMZfQARbWjV8w/s1600-h/yt.jpg"><img style="display:block; margin:0px auto 10px; text-align:center;cursor:pointer; cursor:hand;width: 131px; height: 200px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi41jMyAx5x7C7FQFMOL66C2p9fzPdlcbsz540iyc10Ev4sO-DmATaFv5ZK5dl2Dh4zjnFrly_nwuIed6EU3MLrGqGLQ0GfslZFtkSt75DBrQEE1Cbk-eB8t-7giCLXU_mMZfQARbWjV8w/s200/yt.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5269174144136718402" /></a><br />Ini merupakan satu bukti bahwa selama ada kemauan dan usaha, maka segala hal dapat dicapai. Demikian juga halnya dengan upaya menerbitkan buku. Setelah berlalu lalang dalam tulis menulis singkat, artikel, rasanya ada tuntutan untuk terus mengembangkan diri dengan menulis dalam nafas panjang. Dan lahirlah buku ini.<br />Buku ini pada dasarnya menguraikan kenyataan bahwa sekolah sebenar-benarnya bukan untuk mencari pekerjaan. Terutama di sekolah Kejuruan, Yang kita lakukan d sekolah kejuruan adalah untuk mempersiapkan diri untuk dapat bekerja, bukan mencari kerja.<br />Semoga buku ini mampu memberikan pencerahan ada semua pihak sehingga dapat menjadi satu wacana bersama atas kualitas pendidikan di negeri ini, khususnya pendidikan kejuruan.Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-63526670961663831192008-11-08T21:28:00.000-08:002008-11-08T21:38:25.979-08:00Perlu Kedewasaan HatiPada Jaman sekarang ini, kita seringkali melihat dan mendapati orang-orang yang dewasa tetapi pada kenyataannya masih seperti anak kecil. Secara fisik mereka memang sudah menunjukkan ciri-ciri orang yang dewasa, tetapi ketika mereka menghadapi suatu kondisi, yang muncul ke permukaan adalah sikap dan sifat anak-anak.<br />Ada banyak sikap yang muncul saat mereka menghadapi kondisi di luar diri yang tidak berkenan di hati mereka, tidak sesuai dengan kemauan diri mereka, bahkan mungkin merasa terkalahkan oleh seseorang sehingga yang muncul di permukaan sikap dan pola kehidupan adalah hal-hal negatif yang sebenarnya hanya milik anak kecil!<br />Padahal sebagai orang-orang dewasa, apalagi jika ternyata mempunyai latar belakang pendidikan, kualifikasi diri yang tinggi, para sarjana, ternyata pola pemikiran tidak berbeda dengan anak kecil! Wah, kapan negeri ini dapat berkembang dan terlepas dari sikap dansifat kekanak-kanakan jika ternyata para sarjananya tidak dapat bersikap dewasa saat menghadapi sesuatu masalah, atau sesuatu yang mereka anggap sebagai masalah, walau sebenarnya bukan masalah!Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-26736621718886845842008-09-12T23:58:00.000-07:002008-09-13T00:25:39.849-07:00Koruptor tirulah murid ku yang satu iniJam belajar pagi itu habis dan aku beranjak meninggalkan kelas setelah seluruh siswa pada pulang. Ternyata diam-diam aku ditunggu oleh dua orang siswa yang ingin curhat kepadaku yang berposisi sebagai guru BK.Satu siswaku tersebut panggil saja Budiman, dia menanyakan bu,apakah saya ini pantas menerima BKSM (bantuan khusus siswa miskin) ? Lho...ada apa? dan masalahnya apa?aku balik bertanya, dia cerita jika saat masih kelas dua,orang tuanya yang berprofesi sebagai pengrajin sepatu jatuh bangkrut dan sampai tidak bisa membayar uang sekolah berbulan-bulan,hutang orang tuanya banyak dan kesulitan demi kesulitan datang.Setelah orang tuanta menemukan jalan kini usaha orang tuanya mulai lancar dan mampu membeli rumah lagi meskipun keadaannya tidak seperti dulu yang telah terjual.Meskipun sekolah masih naik sepedah ontel dan hampir teman-temannya rata kesekolah naik sepedah motor dan kehidupan harian juga sederhana, si Budiman ini ragu dan takut saat mengetahui dirinya mendapat dana bantuan siswa miskin dari pemerintah,padahal ini enak menurut banyak orang.Setelah aku dengarkan ceritannya,balik ku tanya, menurut Mas Budiman sendiri kira-kira pantas tidak terima BKSM ini? dengan jujur dia bilang...Bu meskipun kehidupan saya tidak berlebihan, saya tidak pantas terima BKSM itu,ada teman-teman yang lebih berhak atas uang itu.duhhh...mulia banget,sampai terharu rasanya mendengar curhatnya.<br />Coba seandainnya para DPR terhormat,pejabat yang suka korupsi memiliki hati mulia seperti satu muridku ini,tentu Indonesia makmur dan rakyatnya sejahtera.<br />Ternyata belajar memiliki hati nurani tidak perlu muluk-muluk dan pergi jauh,apalagi ke dukun,dari seorang anak seperti Budiman dapat memberi contoh nyata.Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-35526326677944656302008-09-12T23:45:00.000-07:002008-09-12T23:57:22.856-07:00Happy Day........Rasanya hari ini rasa syukur ke Alloh SWT atas rahmat dan hidayahNya...yang seakan tiada putus,bahagia,senang.Hari ini sabtu 13 september 2008 terwujud satu impian yang lama hanya menjadi mimpi yang harus diperjuangkan dan menjadi kenyataan.Happy day.....itulah, satu naskah buku telah mendapat tawaran untuk diterbitkan oleh penerbit Grafindo Jakarta yang sekaligus penawaran harga yang ternyata.....Alhamdulillah lumayan,, tapi ini bukanlah final,ini awal yang bagus dan berkah Ramadhan dan semoga naskah-naskah selanjutnya menyusul untuk di terbitkan. Amiiiin,<br />Yach...semoga setelah hari ini aku tetap dan terus bermimpi yang positif untuk melahirkan karya yang lainnya, sekaligus melahirkan anak-anak ku kelak dengan bahagia menjadi mimpi yang terus dan harus diperjuangkan.Ok, semoga aku mampu bangkit dan terus dapat berkarya,Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-7862068677363883312008-08-31T00:17:00.000-07:002008-08-31T00:19:38.981-07:00Pentingnya Interaksi Dalam Peningkatan Hasil Proses PembelajaranDalam proses pemelajaran ada banyak metode yang dapat dijadikan sebagai alat untuk memotivasi semangat belajarnya. Dan, metode ini merupakan metode yang efektif di dalam pembangkitan kualitas hasil proses pembelajaran.<br />Sebagai seorang guru, maka perlu menguasai beberapa metode pening-katan kualitas ini jika menginginkan keberhasilan dalam proses pemelajaran yang dibimbingnya. Tanpa kemampuan penguasaan terhadap metode pening-katan kualitas ini, maka anak didik tidak dapat termotivasi untuk hal tersebut. Apalah artinya proses pemelajaran jika tidak ada motivasi untuk belajar?<br />Untuk itulah, maka seorang guru sangat penting menguasai beberapa metode peningkatan kualitas tersebut. Beberapa metode interaksi tersebut adalah:<br /><br />a. Interaksi edukasi yang baik<br />Untuk dapat menyelenggarakan proses pemelajaran yang efektif, maka guru harus dapat menciptakan sebuah hubungan atau interaksi baik dengan siswanya. Dengan interaksi yang baik, maka proses pembimbing siswa untuk mengikuti dan selanjutnya menguasai materi pelajaran yang diberikan dapat maksimal.<br />Interaksi edukasi menjadi tuntutan utama bagi proses pemelajaran yang dibimbing oleh guru. Dengan interaksi edukasi ini, maka terjadi komunikasi dua arah antara guru sebagai fasilitator pemelajaran dan siswa se-bagai subyek belajarnya.<br />Keberhasilan proses pembelajaran pada dasarnya tergantung pada situasi yang tercipta atau diciptakan di atara pembelajar dan pelajar atau pedidik dan pendidiknya. Hal ini terkait dengan konsep dasar pembel-ajaran yang sangat membutuhkan sebuah kondisi yang kondusif. Dan, kondisi kondusif dapat tercipta jika diantara kedua pihak mempunyai persepsi yangs ama terhadap tujuan proses yang mereka jalani. Jika tidak, tentunya kondisi tersebut hanya kamuflase atas tujuan semu semata.<br />Tanpa interaksi edukasi yang baik, tentunya akan terjadi pereka-yasaan sikap terhadap proses yang mereka lakukan. Dan, jika telah terjadi perekayasaan tentunya hal tersebut sudah merupakan pratanda kondisi negatif.<br />Untuk mencapai keberhasilan di dalam proses pembelajaran, maka seorang guru harus mampu menerapkan metode interaksi edukasi yang sesuai dengan kondisi saat proses berlangsung. Dan, interaksi edukasi merupakan prasyarat agar tercipta sebuah komunikasi dua arah yang selanjutnya memberikan pengalaman belajar maksimal bagi anak didik.<br />Peningkatan kualitas hasil proses pembelajaran memang ter-gantung pada sikap para pelaku pembelajaran, pembelajar dan pelajar pada saat meng-ikuti proses pembelajarannya. Hal ini karena pada prinsipnya proses pembelajaran merupakan interaksi antar dua orang atu lebih untuk melakukan perubahan tersistematis pada satu sisi, yaitu anak didik. Jika tidak terjadi interaksi edukasi yang baik, tentunya proses pembelajaran tidak dapat berlangsung maksimal.<br /><br />b. Interaksi antar personal<br />Di dalam proses pembelajaran terdapat dua aspek penting, yaitu guru dan anak didik. Kedua aspek ini memegang peranan penting di dalam upaya pencapaian tujuan, dimana masing-masing memposisikan diri sebagai pendidik dan pedidik. Pendidik adalah orang yang memberikan proses pendidikan dan pedidik adalah orang yang menerima atau men-jalani proses pendidikan.<br />Dengan memperhatikan konsep ini, maka setidaknya kita melihat adalah hubungan yang erat antara guru dan anak didik. Keduanya adalah dwi tunggal. Jika ada guru, maka pasti ada anak didik. Begitu juga sebaliknya. Apalah artinya seorang guru jika tidak ada anak didiknya. Apalah artinya proses pembelajaran anak didik jika tidak ada guru yang membimbing-nya.<br />Memang kita sering mendengar bahwa ada orang yang dapat belajar secara autodidak. Artinya mereka belajar sendiri. Tetapi, benarkah mereka belajar sendiri?<br />Jika kita telaah, maka setidaknya ada sosok yang menjadi pusat konsen-trasi saat mereka melakukan kegiatan belajar. Sosok fiktif ataupun sekedar sosok imej yang mereka konsentrasikan sebagai pusat pemikiran dan selanjutnya berharap mendapatkan petuah dari sosok imej tersebut.<br />Dalam dunia pewayangan kita mengetahui ada seorang yang ingin berguru pelajaran memanah, dan dia sangat berbakat dalam hal tersebut. Sang guru yang hendak digurui melihat kenyataan tersebut. Tetapi karena sang guru sudah terikat sumpah bahwa dia tidak bakal meng-angkat murid dari luar, maka sang calon murid tidak diterima. Tetapi, sang calon murid tidak kehabisan cara. Sang guru boleh menolak keinginannya menjadi murid, tetapi tekadnya sudah bulat untuk mempel-ajari teknik memanah sehingga menguasainya.<br />Maka sang calon murid tersebut berlatih sendiri di sebuah hutan. Dan, sebagai pelatihnya adalah patung yang dibuat mirip dengan sang guru. Setiap saat calon murid itu berlatih sambil diawasi oleh patung guru tersebut. Bahkan patung tersebut selalu disungkemi setiap menjelang latihan dan seusai latihan. Dan, pada akhirnya kemampuan anak ini setara dengan kemampuan anak yang mendapatkan pelajaran langsung dari sang guru.<br />Ini adalah kegiatan pembelajaran autodidak. Sang anak belajar sendiri segala materi pelajaran yang seharusnya dipelajari. Tetapi, kita melihat bahwa komunikasi, interaksi antar personal masih saja dibutuhkan. Anak tersebut masih membutuhkan kehadiran seorang guru dan berkomuni-kasi dengan sang guru pada saat melaksanakan proses pembelajaran. Hal ini membuktikan bahwa setiap proses pembelajaran membutuhkan se-buah interaksi antar personal.<br />Khususnya di dalam proses pendidikan dan pembelajaran di sekolah, maka interaksi antar personal, guru dan anakdidik sangatlah penting agar proses pengalihan atau transfer pengetahuan, keterampilan dan sikap kepada anak didik benar- benar dapat terjadi. Dengan interaksi antar personal, maka terjadi sharing dan proses peralihan kemampuan. Bukan kah proses pembelajaran itu upaya memidahkan muatan yang lebih ke muatan yang kurang?<br />Seorang guru dapat dikatakan sebagai sisi yang bermuatan lebih sebab mempunyai kemampuan yang lebih daripada anak didiknya dan anak didik adalah sisi yang bermuatan kurang. Jika kita melakukan proses pembelajaran berarti kran penghubung antara sisi guru dan sisi anak didik harus dibuka sehingga terjadilah aliran pengetahuan, keterampilan dan nilai sikap dari guru ke anak didik. Inilah yang kita maksudkan seba gai interaksi antar personal.<br />Peningkatan kualitas pembelajaran dapat kita capai jika interaksi antar personal tercipta secara baik dan kondusif. Guru dan anak didik harus mempunyai konsepyang sama terhadap aliran tersebut sehingga apa yang diharapkan dari proses pembelajaran benar-benar terwujudkan.<br /><br />c. Interaksi intrapersonal<br />Bahwa peningkatan kualitas hasil proses pembelajaran pada dasarnya kembai pada visi dan misi dasar dari setiap orang yang menjalani proses pembelajaran.<br />Visi dan misi merupakan landasan terkuat bagi seseorang atau organisasi dalam upaya mencapai tujuan yang diprogramkan. Dengan visi dan misi ini, maka terlihat jelas hal yang harus dilakukan sehingga perjalanan dapat terarah, tidak terjadi pembiasan apalagi penyimpangan dari konsep dasar yang diharapkan dapat dicapai.<br />Oleh karena itulah, maka di dalam upaya mencapai peningkatan kualitas hasil pembelajaran, maka harus ada komunikasi intern, komunikasi terhadap diri masing-masing. Langkah ini adalah introspeksi terhadap segala yang akan dan telah dilakukan dalam upaya pencapaian tujuan. Introspeksi ini adalah bentuk interaksi yang paling dasar dari banyak interaksi dalam kehidupan.<br />Setiap saat kita harus berinteraksi dengan diri kita sendiri. Kita ber-komunikasi dengan diri kita tentang berbagai hal yang telah dan akan dilakukan.<br />Pada saat kita akan melakukan sesuatu, maka kita selalu bertanya pada diri kita tentang segala hal terkait dengan harapan kita. Kita bertanya pada diri kita tentang kemampuan kita melaksanakan kegiatan tersebut. Kita bertanya pada diri kita tentang isi positif dan negatifnya untuk diri kita jika kita melakukan kegiatan tersebut. Ini merupakan introspeksi prakerja, langkah antisipasi yang selalu dilakukan sebagai pertimbangan agar tidak mengalami hal negatif yang merugikan diri dan kehidupan di masa depan.<br />Selanjutnya, pada saat kita selesai melakukan kegiatan, maka kita bertanya pada diri kita tentang berbagai hal terkait dengan tingkat keberhasilan dan kegagalan dari kegiatan tersebut. Kemudian diputuskan langkah lanjut dari kegiatan tersebut. Jika berhasil, apa yang harus dilakukan dan selanjutnya jika gagal, maka apa yang dilakukan agar tidak terulang dan ditentukan langkah perbaikan dan seterusnya.<br />Di dalam proses pembelajaran, interaksi intrapersonal sangat penting terkait dengan kesiapan kondisi di dalam diri masing-masing pelaku pembelajaran, pembelajaran dan pelajar. Kedua aspek ini harus mampu melakukan interaksi intrapersonal sehingga tumbuh kesadaran di diri tentang hak kewajiban dan tugasnya di dalam proses pembelajaran.<br />Dengan meningkatkan interaksi intrapersonal, maka pendidik maupun pedidik menyadari bahwa di dalam proses pembelajaran, mereka mem-punyai tugas masing-masing dan adanya keterkaitan sehingga harus berinteraksi.<br />Berinteraksi intrapersonal artinya kita melakukan kuminikasi dengan diri kita sendiri terhadap segala hal, khususnya yang terkait dengan kegiatan pembelajaran kita. Ini merupakan introspeksi pada kondisi diri.<br />Jika kita berhasil melakukan interaksi intrapersonal, maka tentuanya diharapkan tumbuhnya kesadaran atas tujuan mengiuti proses pembel-ajaran.<br />Dengan melakukan interaksi intrapersonal, maka guru ataupun anak didik dapat mengetahui tingkat kemampuan dirinya terhadap aspek yang sedang mereka pelajari.<br />Kesadaran atas kemampuan, kompetensi diri inilah yang sebenarnya diharapkan dari proses interaksi intrapersonal ini. Jika setiap aspek mempunyai kesadaran atas kemampuannya, maka proses dapat berlangsung maksimal dan pada akhirnya mampu meningkatkan kualitas hasil proses pembelajaran.<br />Setiap proses dapat berjalan baik dan berhasil mencapai hasil maksimal jika para pelaku enyadari kompetensi yang dimilikinya sesuai dengan tujuan proses. kesadaran inilah yang sebenarnya dasar darikeberhasilan proses pembelajaran.<br />Sebagai pelaku pembelajaran, maka guru dan anak didik diharapkan melaksanakan tugas dan kewajibannya berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Dengan demikian, maksimalitas hasil roses didasari oleh kemampuan maksimal di masing-masing pihak, guru dan anak didik.<br />Interaksi atau hubungan timbal balik antara dua atu lebih aspek di dalam suatu kegiatan sangat penting di dalam segala hal. Dengan interaksi tersebut, maka tercipta komunikasi lateral yang sangat bermanfaat bagi kehidupan sesama.<br />Khususnya di dalam proses pendidikan dan pembelajaran, interaksi menjadi jembatan penghubung terciptanya komunikasi yang membawa pada peningkatan kualitas hasil proses pembelajaran.<br />Dunia pendidikan yang selama ini dianggap terpuruk, sudah waktunya untuk bangkit kembali. Dan, peningkatan tersebut merupakan implikasi dari proses pembelajaran yang berkualitas. Pembelajaran yang kita lakukan merupakan salah satu proses pendidikan secara keseluruhan mencoba untuk segera memperbaiki kondisi, kualitas pendidikan yang selama ini menjadi pekerjaan rumah dan belum selesai dikerjakan oleh kita semua.<br />Dan, kita sebagai pelaku pendidikan sudah sewajarnya menyamakan langkah, persepsi dan visi serta misi sehingga tekad untuk meningkatkan kuaitas hasil proses pembelajaran benar-benar suatu kenyataan. Langkah yang kita lakukan merupakan implementasi dari visi dan misi yang harus kita capai.<br />Dan, proses pembelajaran melibatkan banyak aspek dan pihak sehingga harus ada interaksi diantara semua aspek agar dapat mencapai tujuan yang sudah dicanangkan. Interaksi ini sangat penting mengingat kita adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang selalu bergantung pada yang lainnya.<br />Kita adalah makhluk yang selalu berhubungan dengan yang lainnya agar dapat hidup dengan nyaman dan tenang. Dengan kenyamanan dan ketenangan inilah, maka pelaku pembelajaran dapat melakukan proses pembelajaran dengan baik.<br />Dari penjelasan yang telah diuraikan di depan, maka setidaknya kita mulai menyadari bahwa agar proses pembelajaran dapat efektif dan berhasil maksimal, maka perlu dbina berbagai bentuk interaksi antara pelaku pembelajaran. Interaksi di dalam proses pembelajaran tidak hanya berlangsung saat proses pembelajaran, melainkan terjadi dalam segala waktu dan kondisi.<br />Setidaknya kita perlu menyadari bahwa hubungan antara guru dan anak didik didalam proses pembelajaran adalah suatu keniscayaan yang tidak dapat dipungkiri lagi. Upaya meningkatkan kualitas pembelajaran harus diawali dengan kondisi interaksi yang baik dan mendukung proses pembelajaran itu sendiri.<br />Seorang guru harus mampu membimbing anak didiknya sehingga tercipta interaksi yang baik di dalam proses pembelajaran, baik antar personal, intra personal, maupun interaksi edukasinya.<br />Komunikasi guru –anak didik menjadi tolok ukur keberhasilan proses. Jika kita memang berkeinginan untuk meningkatkan kualitas hasil pem-belajaran kualitas komuikasi harus ditingkatkan secara signifikan. Selama ini yang menjadi masalah adalah buruknya kualitas komunikasi antara guru – anak didik, pribadi dengan dirinya sendiri dan komunikasi pada saat proses pembelajaran.<br />Proses pembelajaran terjadi karena adanya proses transfer dan proses transfer adalah bentuk dari komunikasi aktif yang menyebabkan adanya perpindahan kondisi sehingga kondisi seseorang mengalami perubahan positif seperti yang diharapkan.<br />Maka, untuk dapat melakukan perubahan terhadap hasil proses pembel-ajarannya, seorang guru harus mampu membangkitkan kondisi interaksi guru – anak didik, anak didik – anak didik di dalam kelas pembelajaran-nya.<br /><br />d. Interaksi transpersonal<br /><br />Interaksi transpersonal mengutamakan proses saling silang antar personal secara lebih luas. Dengan demikian setiap personal yang berada di dalam proses pembelajaran berpotensi untuk menciptakan suatu koneksi tanpa ada batasannya.<br />Di dalam proses pembelajaran, ada komunitas yang mempunyai visi dan misi yang sama, yaitu melakukan proses agar terjadi transfer and receive secara timbal balik. Guru memberikan bimbingan kepada anak didik dalam proses belajar dan anak didik menerima materi yang diberikan oleh guru. Take and give adalah konsep dasar yang menyebabkan terjadinya proses pembelajaran di kelas belajar. Tanpa adanya take and give, maka proses pembelajaran berubah menjadi sebagai doktrinasi konsep yang tentunya menyimpang dari konsep dasar pembelajaran.<br />Konsep take and give memungkinkan terjadinya interaksi mutualisme yang mampu meningkatkan kualitas hasil proses pembelajaran. Dengan take and give masing-amsing pelaku interaksi dapat mengembangkan diri dengan memberi dan menerima informasi yang ada.<br />Interaksi transpersonal secara bebas emberikan kemudahan bagi masing-masing pihak terhadap proses transfer kompetensi yang dimiliki. Kondisi ini diyakini dapat berpotensi sebagai penumbuh dan pengembang kompetensi yang sudah dimiliki masing-masing.<br />Bahwa kita tidak dapat hidup sendiri sebab sebagai makhluk social, maka eksistensi orang lain di dalam diri merupakan suatu keniscayaan. Kita tidak dapat eksis tanpa eksistensi orang lain. Kita hidup saling me-lengkapi. Nonsense, jika ada orang bilang dapat hidup sendiri. Tidak membutuhkan orang lain. Bagaimana mungkin dapat memenuhi ke-butuhan hidup secara keseluruhan. Sendirian?! Nonsens!<br />Terkait dengan proses pembelajaran, dua aspek utama, guru dan anak didik merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Mereka adalah team activity. Ada yang belajar, maka ada yang mengajar.<br />Sebagai team activity, maka eksistensi proses selalu terkait dengan interaksi transpersonal yang mutualisme. Anak didik menerima informasi yang bermutu dari guru dan memberikan pola situasi belajar yang bermutu pula. Bahwa sebenarnya kebermutuan proses pembelajaran sangat ditentukan oleh pola belajar yang diterapkan oleh anak didik. Guru hanya memfasilitasi proses yang dilakukan oleh anak didik. Tetapi sebagai team activity, maka guru dituntut untuk dapat memfasilitasi proses pembelajaran secara utuh.<br />Jika kita ingin meningkatkan hasil proses pembelajaran yang kita laksana-kan, maka konsep interaksi transpersonal dengan mengutamakan proses take and give harus kita terapkan secara baik dan benar serta dikondisikan sebagai situasi pembelajaran yang terstruktur secara sistematis dan sistemik.<br />Untuk mencapai kondisi tersebut, maka perlu adanya keseragaman, kesamaan langkah pada pengelolaan proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru.<br />Begitulah pentingnya interaksi edukasi dalam bentuk take and give dalam proses transformasi kemampuan untuk mencapai keberhasilan dalam pencapaian tujuan belajar. Oleh karena itulah, maka guru dan anak didik harus memahami dan menerapkannya dengan sebaik-baiknya.<br />Anak didik mengambil (take) dan guru memberi (give) sehingga peng-aliran kompetensi benar-benar dapat dicapai. Begitulah sesungguhnya yang hendak kita inginkan pada proses pembelajaran.<br />Dan, interaksi di dalam proses pmerupakan langkah konkrit yang seharusnya dilakukan oleh guru dan anak didik agar tercapai efektivitas maksimal.<br />Proses pembelajaran tidak akan berhasil jika tidak ada interaksi efektif di dalam proses pembelajaran. Oleh karena itulah, maka kita harus mengkondisikan proses pembelajaran dengan menciptakan interaksi efektif di kelas pembelajaran.<br /><br />Di dalam proses pembelajaran kita memang dituntut untuk dapat mewujudkan keberhasilan maksimal. Hal ini terkait dengan posisi guru sebagai fasilitator dalam proses pembelajaran sehingga untuk hal tersebut seorang guru harus dapat melakukan proses secara efektif.<br />Dan, salah satu langkah konkrit untuk mencapai kondisi tersebut adalah dengan menciptakan suatu komunikasi efektif di dalam proses belajar. Komunikasi efektif yang kita maksudkan disini dapat tercipta maksimal jika kondisi interaksi pembelajaran dapat terkondisikan secara baik.Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com2tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-75579476169531080942008-08-16T04:43:00.000-07:002008-08-16T04:45:09.349-07:00Pembunuhan Pasif menjadi FenomenaPembunuhan! Ya, setiap hari pemberitaan tentang pembunuhan seakan udah menjadi hal yang biasa. Nyawa seakan merupakan barang biasa yang sedemikian mudahnya untuk diambil dan dipermainkan. Hanya karena masalah kecil saja, maka nyawa dijadikan sebagai penggantinya!<br />Bahkan, sekiranya boleh diperumpamakan, nyawa manusia atau mungkin manusia sudah dianggap tidak lebih dari binatang, yang sebegitu mudah untuk ‘dijagal’ atau diperdagangkan secara bebas! Nyawa hanyalah bahan permainan yang setelah tidak diperlukan, maka dapat dibuang begitu saja!<br />Rasanya sekarang ini sudah begitu murah dan mudahnya merampas nyawa manusia. Hal tersebut dapat kita lihat, baca bahkan kita temukan setiap hari melalui media massa. Bahkan, tidak jarang media massa begitu vulgar di dalam pemberitaannya, seringkali over, berlebih sehingga menjadi komoditi tontonan yang dianggap mengasyikkan bagi masyarakat luas.<br />Sejak kita bangun di pagi hari, kita sudah mendengar berita tentang hal-hal seperti itu. Sungguh! <br />Sebenarnya apa yang sedang terjadi dan dialami oleh manusia jaman sekarang ini? Apakah sebegitu bergesernya nilai-nilai kemanusiaan sehingga pola kehidupan jahilliah muncul lagi kepermukaan dan menjadi gaya hidup, khususnya pada saat harus menyelesaikan permasalahan hidup?!<br />Pemikiran sehat sudah terkalahkan oleh kegelapan yang terbentang dalam segala hal! Mungkin pembunuhan seperti ini merupakan hal-hal yang terwujudkan secara jelas. Begitu saja kita sudah begitu merinding jika harus membayangkan, betapa kesakitan dan rasa tidak rela disampaikan para korban kepada pelaku ‘penjagalan’. Siapa yang rela nyawanya diambil paksa oleh yang lainnya?! Bahkan binatang saja meronta saat hendak dibantai di penjagalan! Cacigng saja menggeliat saat terancam oleh injakan kaki atau atau sekedar dipegang.<br />Duh! Manusia sekarang begitu ganasnya. Nilai-nilai kemanusiaan sudah menghilang dari kehidupan dan nurani manusia. Entah, apakah ini sebagai akibat himpitan masalah hidup yang semakin kuat ataukah sebuah ‘kesenangan’ semata?? Kesenangan yang harus dibayar mahal dengan melayangnya nyawa yang lainnya!<br />Kejadian ini tentunya sangat mencekam hati setiap orang. Jangankan melihat tampilan berita kematian seperti ini, dibantai, dijagal, sedangkan mendengar orang mati tanpa sebab saja kita seringkali merasa merinding. Jika kita mendengar seseorang yang meninggal, sedangkan kemarinnya masih bersama kita saja kita merasa takut, apalagi mendengar orang dibantai seperti itu.<br />Bagaimana-pun pembunuhan memang merupakan satu sikap atau pola kelakuan yang tidak boleh dilakukan sembarangan, apalagi sesama manusia. Hal itu menunjukkan bahwa kita telah kehilangan rasa dan naluri kemanusiaan yang selama ini menjadi panutan hidup kita.<br />Walaupun kita menyadari bahwa sangat banyak orang yang menjadi pembunuh bagi orang lain. Ya. Kita semua sebenarnya adalah para pembunuh yang seringkali tidak menggunakan nalar saat harus membunuh orang lain!<br />Coba kita pikirkan kembali, ingat kembali beberapa hari ke belakang dan koreksi apa saja yang telah kita lakukan, baik secara verbal maupun perbuatan. Dari semua itu, coba kita klasifikasikan, kelompokkan hal-hal tersebut dalam kategori positif dan negatif!<br />Berapa banyak perbuatan kita yang masuk dalam kelompok positif? Berapa banyak kegiatan kita yang masuk dalam kelompok negatif? Dari klasifikasi tersebut, maka kita dapat mengetahui bahwa ada perbuatan yang mengangkat dan ada perbuatan yang menjatuhkan orang lain.<br />Perbuatan yang mengangkat mempunyai dampak positif bagi kehidupan seseorang sehingga dengan perbuatan yang kita berikan terhadap orang lan, maka tumbuh dan berkembang kesadaran pada orang tersebut untuk mengikuti apa yang kita lakukan atau kita katakan kepada mereka.<br />Perbuatan yang menjatuhkan mempunyai dampak negatif pada kehidup-an seseorang sehingga dengan perbuatan yang kita lakukan terhadap orang ter-sebut, maka tumbuh dan berkembang sikap antitese, bertentangan dengan kondisi yang diharapkan oleh semuanya.<br />Selanjutnya perbuatan negatif yang kita berikan kepada seseorang me-micu jatuhnya perasaan dan kepercayaan diri seseorang sehingga sangat berpotensi untuk terjadinya pembunuhan terhadap segala kemampuan yang dimiliki oleh seseorang.<br />Ya. Saat sekarang ini sangat banyak orang yang secara tidak sadar telah menjadi pembunuh pasif. Yaitu membunuh tetapi tidak membunuh secara fisik! Banyak orang yang secara tidak sadar telah melakukan perbuatan yang sangat menghalangi pertumbuhan dan perkembangan potensi diri seseorang. Hal ini terjadi sebab seseorang merasa tidak nyaman dengan segala perbuatan yang kita berikan!<br />Ya. Sekarang ini memang sangat banyak orang yang menjadi pembunuh, walaupun tidak mengakui sebagai pembunuh. Siapa sih yang mau mengakui perbuatan negatifnya? Kalau hal seperti itu ada, tentunya sudah penuh isi LAPAS. Tetapi, pembunuh pasif tidak akan dapat kita tengarai, deteksi secara cepat dan tepat sebab proses pembunuhan yang dilakukan adalah merupakan sebuah evolusi, perubahan yang terjadi secara perlahan-lahan. Pelan tetapi pasti!<br />Pembunuh pasif yang kita maksudkan dalam hal ini adalah pembunuh yang secara tidak langsung menjadi penyebab ‘terbunuhnya’ seseorang dalam kehidupannya. Cukup banyak orang yang telah mati di dalam kehidupannya. Mereka tidak mempunyai semangat hidup, sebagaimana syarat hidup yang ideal! Semangat hidup mereka telah tertusuk oleh perbuatan yang tanpa sadar telah dilakukan oleh seseorang, kita, atasan, atau kolega hidup.<br />Ada banyak teknik pembunuhan pasif yang dilakukan oleh banyak orang yang pada akhirnya benar-benar menjadikan seseorang menjadi ‘tidak hidup’ di dalam kehidupannya. Ya, banyak orang yang telah ‘mati’ walaupun mereka masih hidup.<br />Di kantor, di tempat-tempat umum atau scara keseluruhan tempat, seringkali kita mendapati para pimpinan atau orang-orang yang merasa lebih kuat posisinya, yang melakukan pembunuhan terhadap bawahannya atau orang - orang yang dekat dengan mereka. Orang-orang berkuasa ini dengan seenaknya melakukan tindakan - tindakan yang ternyata berpotensi untuk membunuh bawahannya.<br />Beberapa kegiatan yang berpotensi menjadi alat untuk membunuh secara pasif bagi orang-orang adalah:<br /><br />a. Kata-kata yang kasar<br />Kata-kata kasar merupakan alat pembunuh pasif yang sangat efektif untuk mematikan seseorang dalam kehidupannya. Dengan kata-kata yang kasar, maka menjadikan karakter seseorang menjadi down dan akhirnya menjadi-kan seseorang malas untuk melakukan sesuatu karena takut dikasari melalui kata-kata.<br />Kejadian ini sering kita alami, bahkan kita lakukan pada orang-orang di sekitar kita. Mereka begitu gampangnya mengumbar kata-kata kasar untuk orang-orang lain, khususnya yang dianggap tingkatannya ada di bawah kita. Mereka mengeluarkan kata-kata kasar sebagai bentuk pelampiasan emosi tak terkendali atau sekedar ingin pamer force pada orang lain untuk mengingat-kan posisi mereka terhadap orang lain.<br />Kata-kata kasar itu pada dasarnya merupakan belati tajam yang langsung dihunjamkan ke ulu hati! Ya. Kata-kata kasar itu bahkan jauh lebih tajam dari belati yang setiap hari kita pergunakan untuk keperluan hidup.<br />Orang bilang bahwa lidah lebih tajam dari pedang! Memang benar perum-pamaan yang berlaku di dalam kehidupan kita selama ini. Maka tidak aneh jika kita selalu diarahkan untuk dapat menjaga lisan kita, lidah kita. Orang Jawa bahkan mempunyai falsafah yang sangat bagus yang bunyinya sebagai berikut: Ajining diri saka lathi, ajining raga saka busana! Artinya harga diri itu dari lidahnya, harga badan dari pakaiannya.<br />Lidah menjadi aspek yang terpenting di dalam kelangsungan hidup sese-orang. Jika seseorang dapat menjaga lidahnya, maka kehidupannya juga terjaga dengan baik. Tetapi, jika lidahnya lepas, maka hidupnya-pun dapat lepas!<br />Kata-kata kasar yang lepas dari tarian lidah tak terkendali menjadikan sese-orang merasa begitu kecilnya sehingga segala kepercayaan diri atas kemam-puannya pupus. Kata-kata kasar menjadikan seseorang kehilangan semangat hidupnya. Mereka yang mendapatkan kata-kata kasar menjadi terjangkiti sakit minder. Dan jika seseorang minder, itu artinya sudah mati dalam hidup.<br />b. Perbuatan yang tidak menyenangkan<br />Hal kedua yang menjadikan seseorang terbunuh dalam kehidupannya ada-lah perbuatan tidak menyenangkan yang dilakukan seseorang kepada orang lain. Perbuatan tidak menyenangkan ini sangat berpotensi terhadap ter-bunuhnya seseorang di dalam kehidupannya.<br />Tetapi, kenyataan seperti ini seringkali dilupakan oleh seseorang atau banyak orang sehingga pembunuhan pasif tetap saja dilakukan oleh hampir semua orang.<br />Ada banyak perbuatan yang tidak menyenangkan, yang setiap saat kita alami dari orang lain yang pada akhirnya menjadikan orang lain ‘mati’ dalam hidupnya. Mereka tidak mempunyai kemauan, semangat untuk melanjutkan kegiatan hidupnya sebab semangat tersebut sudah tertusuk oleh perbuatan tidak menyenangkan yang diterimanya dari pimpinan atau orang lain di tempat kerja atau tempat hidupnya.<br />Kejadian ini seringkali dialami oleh seseorang akibat perlakuan tidak baik dari orang lain. Hal ini terjadi sebab perlakuan tidak menyenangkan sering-kali menjadikan seseorang trauma psikis dan menyebabkan tidak mampu melakukan kegiatan, kerja yang menjadi tanggungjawab dan kewajibannya. <br />Jka seseorang sudah mengalami perlakuan tidak menyenangkan, maka sebagai dampaknya, di dalam dirinya muncul semacam perlawanan sebagai bentuk perlawanan diri, pertahanan diri atas stimulus negatif bagi dirinya. Hal ini menjadikan mereka merasa terancam dan wajib melakukan perlawan-an terhadap sumber stimulus tersebut.<br />Dengan demikian, maka dengan melakukan perbuatan tidak menyenangkan kepada seseorang, maka sebenarnya pada saat itu kita sudah ‘membunuh’ segala potensi yang dimliki seseorang dan mengakibatnya hilangnya se-mangat kerja/hidup. Dan, kondisi tersebut tidak lain adalah adanya pem-bunuhan terhadap eksistensi diri dalam kehidupan.<br /><br />c. Penempatan/penugasan yang tidak tepat tempat/wrong place<br />Hal ketiga yang mempunyai potensi sebagai pembunuh pasif bagi seseorang adalah penempatan posisi yang tidak tepat tempat/wrong place. Jika sese-orang diletakkan pada posisi yang tidak sesuai dengan kemampuan dirinya, maka hal tersebut dapat menjadikan seseorang kehilangan semangat hidup dan pada akhirnya mampu menjadi alat pembunuh yang efektif.<br />The right man is the right place. Orang yang tepat pada tempat yang tepat! Ini merupakan sebuah pepatah yang selama ini menjadi pedoman untuk efektifitas kegiatan setiap institusi atau kelompok kerja. Artinya jika kita menempatkan orang sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya, maka pekerjaan yang menjadi tanggungjawab dan kewajibannya dapat diselesai-kan sesuai dengan program yang sudah disusun. Dengan demikian, maka kerja menjadi efektif. Setiap orang dapat mengeksplorasi kemampuannya secara maksimal sebab yang ditangani merupakan kemampuan dirinya.<br />Tetapi, jika penempatan yang tidak tepat, maka potensi terjadinya pem-bunuhan pasif terhadap seseorang sangat besar kemungkinan terjadinya. Seseorang yang berada pada posisi yang salah menjadikan seseorang tersiksa dan tidak tenang hidupnya. Mereka merasa bahwa apa yang mereka kerjakan adalah sebuah hukuman yang harus dilakukan sebagai konsekuensi atas kesalahan, yang tentunya tidak mereka ketahui, apa.<br />Memang, mutasi atau perguliran posisi merupakan hal yang wajar di dalam sebuah institusi atau perusahaan, tetapi jika mutasi dilakukan tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki, maka hal tersebut tidak berbeda dengan pembunuhan pasif.<br />Jika kita berada di tempat yang tidak sesuai dengan kemampuan yang kita miliki, tentunya hal tersebut sebuah siksaan yang teramat berat. Untuk watu yang pendek, mungkin tidak menjadi masalah. Tetapi, jika hal tersebut ber-laku pada waktu yang relatif lama, maka siksaan yang dirasakan oleh sese-orang mampu menjadikannya ‘terbunuh’ ditempat kerjanya akibat posisinya yang tidak sesuai dengan kemampuan dirinya.<br />Dapat kita bayangkan, jika seseorang yang biasanya bergelut dengan obat, ternyata dipindahtugaskan pada bagian yang menangani mesin. Tentunya mereka tidak tenang, mereka tidak nyaman dalam bekerja. Dan, mereka jadi terbunuh!<br /><br />d. Tidak adanya reward bagi prestasi seseorang<br />Setiap orang pada dasarnya menginginkan adanya pengakuan atas eksistensi oleh orang lain. Dengan pengakuan ini, maka dapat berinteraksi maksimal di dalam hubungan antar personal yang tercipta sebagai konsekuensi atas kehidupan bermasyarakat.<br />Salah satu aspek penting di dalam pengakuan eksistensi adalah pengakuaan yang diwujudkan dalam bentuk penghargaan atau reward atas berbagai hal yang sudah dilakukan untuk kehidupan ini. Dengan memberikan reward atas prestasi yang diperbuat oleh seseorang, maka hal tersebut dapat menjadi motivasi positif untuk mengembangkan diri lebih bagus.<br />Tetapi, jika seseorang telah menghasilkan atau melakukan sesuatu yang dapat menaikkan prestasi atau kualitas institusi tetapi tidak mendapatkan respon positif atau reward yang sesuai, tentunya hal tersebut menjadikan seseorang enggan melakukan hal yang sama untuk mendongkrak ataupun untuk membangun brand positif institusi tempatnya bekerja.<br />Penghargaan yang diberikan seorang pimpinan kepada anak buah yang mempunyai prestasi atau kegiatan yang mampu membawa institusi pada tingkatan yang lebih baik, tentunya membawa dampak pada sikap seseorang, secara pribadi terhadap pimpinannya. Respon pribadi ini bakal diyakini mampu menciptakan imej positif dan menjadi penyemangat anggota lainnya untuk ikut melakukan hal yang sama agar mendapatkan reward sebagai-mana teman mereka.<br />Tetapi, jika reward sangat sulit didapatkan dari seorang pimpinan, maka tumbuh imej di hati semua orang bahwa tidak ada manfaatnya bagi mereka untuk membuat prestasi gemilang di institusi mereka. Dan, kondisi seperti ini tidak berbeda dengan matinya institusi akibat matinya semua orang akibat pembunuhan pasif yang dilakukan oleh sang pimpinan.<br />Banyak pimpinan yang lupa atas kondisi seperti ini dan hanya ingat bahwa institusi harus ditumbuhkembangkan secara maksimal dan masalah reward hanyalah soal remehtemeh!<br />Tidak memberikan reward atas prestasi seseorang sebenarnya adalah anak panah yang langsung terlepas dari busurnya dan menancap dalam-dalam ke jantung seseorang, bahkan hatinya menjadi terluka sebab merasa sia-sia semua yang telah dilakukannya sebab tidak ada respek positif dari pimpinan. Dan, matilah kreativitas seseorang. Matilah hidupnya didalam kehidupan institusi tempatnya bekerja. Mereka telah dibunuh seseorang/pimpinan secara pasif. Pembunuhan yang tidak langsung dirasakan secara fisik, me-lainkan bersumber pada psikis.<br /><br />Dan, selamanya jika kita selalu berhadapan dengan pembunuhan, maka setiap kali itu pula maka kita merasakan betapa siksaan begitu berat harus di-tanggung sedemikian rupa sehingga mempunyai kemampuan untuk meng-hancurkan kehidupan secara global.<br />Pembunuhan secara pasif terjadi pada semua lini kehidupan kita dan kita tidak dapat mencegahnya sebagai sesuatu yang pasti. Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk melakukan hal yang sama, yaitu menjadi pembunuh pasif untuk orang lain.<br />Pembunuhan pasif merupakan pembunuhan karakter yang sebenarnya jauh lebih kejam daripada pembunuhan fisik/aktif. Pembunuhan fisik/aktif mem-berikan dampak pada orang-orang yang ditinggalkan mereka yang menjadi korban. Tetapi pembunuhan pasif akan dirasakan sang korban untuk waktu yang tidak ada yang tahu, setidaknya seumur hidup mereka bakal mengalami akibat dari pembunuhan pasif tersebut. <br />Jika dampak dari pembunuhan pasif ini tidak kuat ditahan oleh seseorang, maka akibat negatif yang sangat mungkin terjadi adalah kehidupan yang tidak lagi tertata. Bahkan orang dapat menjadi gila. Dan, orang gila itu sebenarnya mereka telah mati di dalam kehidupannya. Orang gila itu memang hidup, tetapi sebenarnya psikisnya sama sekali tidak hidup.<br />Sekali lagi, pembunuhan pasif jauh lebih kejam daripada pembunuhan fisik, yang kadangkala penderitanya tidak merasakan sakitnya, dampaknya. Tetapi, pembunuhan pasif memberikan dampak yang sangat panjang langsung pada obyek pembunuhannya!<br />Tetapi, antara kedua pembunuhan tersebut tetap merupakan suatu tindakan yang sangat menyedihkan, maka jangan sekalipun berkeinginan untuk menjadi pembunuh dalam kehidupan kita! Jangan jadi pembunuh!Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-18862761391309248282008-08-06T21:36:00.000-07:002008-08-08T03:00:36.447-07:00BKSM yang belum menyentuh<div>Dipojok sekolah beberapa siswa duduk bergerombol sambil menikmati waktu istirahat yang tidak panjang.Dari pembicaraan mereka terdengar rasan-rasan yang dialamatkan pada sekelompok wali murid yang pada hari itu menerima undangan dari sekolah sehubungan dengan akan diterimanya BKSM (Bantuan Khusus Siswa Miskin) pada putra dan putrinya.Tertarik dengan obrolan mereka sayapun ikut melihat kearah wali murid yang berjalan menuju ruang rapat, dan ternyata yang saya lihat juga sangat menarik hati untuk dicermati.Secara jelas wali murid yang datang yang hendak menerima BKSM tersebut ternyata tidak bisa diterima dengan akal sehat jika dikategorikan keluarga miskin.Sebagai salah satu indikator tersebut adalah sebagian besarv yang datang orang tua / wali murid berkendaraan sepedah motor dengan merk ternama sekaligus keluaran terbaru jadi bagus-bagus.Cara berpakaiannya sudah tergolong lebih dari sekedar sopan dan umum tetapi melebihi penampilan guru-gurudi sekolah.Bahkan dari segi performan pun "bening" dan terawat tidak mengisyaratkan jika beliau-beliau ini orang susah dan sibuk mencari nafkah untuk kebutuhan pokok keluarga.Terlebih lagi untuk Ibu-ibunya malah rata memakai perhiasan emas yang terkesan berlebihan. Dari siswanyapun ternyata juga terlalu memaksakan diri jika masuk kategori siswa dari keluarga miskin.Keseharian sebagian siswa inipun pergi sekolah berkendaraan sepeda motor dengan dilengkapi alat komunikasi HP yang sudah lumayan canggih.</div><br /><div>Dan ketertarikan saya dalam masalah inipun ternyata berlanjut ketika sampai di ruang guru, disinipun ternyata beberapa guru sedang diskusi seputar kondisi orang tua / wali murid calon penerima BKSM.Diskusi kecil inipun terhenti dengan hadirnya waka kesiswaan yang bertanggung jawab penuh terhadap bantuan pemerintah untuk siswa miskin ini.Pertanyaan terlontar dengan ketidak puasan bertubi-tubi dilontarkan. Jawaban yang dapat saya tangkap adalah penerima bantuan ini berdasarkan surat keterangan tidak mampu yang telah dikeluarkan kepala desa atau lurah setempat tanpa cross cek dengan alasan waktu yang diberikan oleh dinas pendidikan terkait sangat singkat yang tidak lebih 3 sampai 4 hari.Yang menjadi permasalahan sekarang adalah sudah mengikisnya budaya malu dan berkembangnya sifat egois yang berlebihan pada masyarakat kita.Budaya malu hilang bagi keluarga yang sebenarnya bukan kategori miskin namun mengaku miskin untuk mendapatkan biaya sekolah gratis bagi putra-putrinya dengan alasan " aji mumpung" sehingga memupuk sifat egois sekaligus merugikan dari siswa yang benar-benar tidak mampu membiayai kebutuhan sekolahnya. Begitu halnya dari pihak desa ataupun kelurahan setempat ternyata juga "payah" dengan mudahnya mengeluarkan surat keterangan miskin bagi warganya.Hal ini terjadi karena ketidak tahuan dari pihak keluarahan kondisi sebenarnya dari warganya akibat kurangnya intensitas turun ke masyarakat.</div><br /><div>Dari pihak sekolahpun terlalu gegabah dan bekerja sendiri tanpa ada koordinasi yang bagus sehingga hantam saja yang ada.Setidaknya kesiswaan sudah jauh hari menyiapkan kondisi demikian melalui wali kelas karena wali kelas lebih tahu kondisi siswa,sekaligus perlunya untuk home visite ke orang tua siswa.Jika kondisi demikian dapat terwujud niscaya tidak terjadi siswa dari keluarga mampu,sekolah kurang niat malah mendapat BKSM. dari dinas pendidikan pun seyogjanya memberi kebebasan sekolah untuk bisa evaluasi terhadap penerima BKSM setiap periodenya.Jika terjadi kesalahan dan ketidak tepatan penerima bantuan ini segara dibetulkan untuk diberikan kepada siswa yang benar-benar tidak mampu namun memiliki kesungguhan dalam belajar.Selebihnya jika kita mendengar rasanan siswa ataupun guru-guru pengajar disekolah lainpun sama,banyak keluhan senada yang intinya BKSM yang diberikan pemerintah belum tepat sasaran dan belum menyentuh siswa yang tidak mampu dan benar-benar menginginkan sekolah.Tidak salah memang masih banyak kita dengar melalui media yang ada jika angka siswa putus sekolah masih tinggi di Indonesia.Jika kondisi demikian terus berjalan, maka program ini menjadi sia-sia</div>Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-35627342854264057392008-08-06T20:52:00.000-07:002008-08-08T02:59:34.307-07:00DEWAN MASUK SEKOLAH<div>Jika kita mengikuti berita dan perilaku Dewan (DPR)yang ada di media rasanya "ngegirisi" .Hal ini terkait dengan masalah korupsi ataupun ketidak mampuan dari dewan dalam menjalankan tugas-tugasnya.Permasalahan yang muncul "miring" ini tidak hanya terjadi di tingkat pusat saja namun di daerah juga tidak kalah hebatnya.</div><br /><div>Satu contoh saja dewan terlalu over acting yang kadang-kadang kebablasan, sampai-sampai tugas pokoknya tidak tersentuh. Hal ini sering terjadi di dalam dunia pendidikan (sekolah) dengan seringnya dewan datang yang ujung-ujungnya membawa sederet nama si A, si B dls yang nota bene mungkin saudara atau apanya....meminta sekolah untuk membebaskan pembayaran dengan alasan yang macam-macam.Belum lagi jika pelaksanan penerimaan siswa didik baru, wah lebih serem dan arogan lagi. Tanpa melihat dan memperhatikan proses dan prosedur yang sudah dilaksanakan sekolah, main serodok dan selonong sekali lagi minta fasilitas dan seolah memaksa dengan berbagai dalih "tidak bisa tidak" dalam arti HARUS ,nama yang dibawa untuk diterima tanpa mau melihat yang bersangkutan memenuhi syarat atau tidak!</div><br /><div>Belum lagi jika ada permasalahan yang menyangkut proses yang berhubungan dengan penarikan keuangan sekolah pasti lebih aktif dan giat lagi yang ujung-ujungnya hanya kepentingan pribadi bukan semata-mata membela atau membantu kepentingan masyarakat.</div><br /><div>Hal-hal tidak menyenangkan ini sering kali terjadi di sekolah-sekolah negeri maupun swasta.Yang lebih ekstrim lagi saat bertamu beliau-beliau wakil rakyat yang terhormat ini saat ke sekolah sering tidak terhormat karena sikapnya yang tidak bisa menghargai dirinya sendiri tanpa sopan santun bergaya penting dan sok penting!</div>Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-7574401506569435125.post-55199735463709457182008-08-02T04:53:00.000-07:002008-08-02T05:01:08.710-07:00GuRu Perlu KomPetisi KompetensiAda satu fenomena yang CukuP menggelikan pada beberapa saat ini. Kegelian tersebut diseBabkan oleh perubAhan siKap dari orang_orAng yang mengAkui diri Sebagi Orang-oRang Intelek, oraNg-oRang Berpendidikan.<br />Ternyata CukuP baNyak orAng yang Karena Saking senanGnya mendaPatkan durian runtuh, aKibat Program InnsTan yang dikewer Oleh Pemerintah, yaitu penIngkatan kehidupan menjAdi Pegawai Negeri, Yaitu Guru NeGeri, maka Banyak OraNg yang tIba-tiBa menjadi kaum NaRsis Baru!<br />MeReka begitu BanggAnYa dengan keSempatan yang DiberIkan olEh pemeRintah untk menjadi Pegawai Negeri tanpa melalui perSaingan keTat sebagaImana dulunya terjadi Setiap ada PereKrutan tenaga PNs Baru, Sekarang eh cukup menjadi Guru di Sebuah SekoLah lanTas TunggU menjadi Guru Yang dimasukkan Ke DataBase, maka tinggAl nUnggu wakTu pengangkatan! SedeMikiAn mudahNyaKah?<br />Ini merUpakan Program Yang sangat memAnjakan dasn beraKibat pada pola kerja atau kinerJa sebab merAsa BegiTu muDah menJadi peGawaI neGeri!<br />PaDaHal, jiKa kiTa JujUr, seBenarnYa pendidikan bUtuh orang-Orang yang ulet danberkompeten dalam setiap kompetisi!<br />sudah siaPkah KiTA??Warta Edukasihttp://www.blogger.com/profile/17818177003926858848noreply@blogger.com0