Rabu, 06 Agustus 2008

BKSM yang belum menyentuh

Dipojok sekolah beberapa siswa duduk bergerombol sambil menikmati waktu istirahat yang tidak panjang.Dari pembicaraan mereka terdengar rasan-rasan yang dialamatkan pada sekelompok wali murid yang pada hari itu menerima undangan dari sekolah sehubungan dengan akan diterimanya BKSM (Bantuan Khusus Siswa Miskin) pada putra dan putrinya.Tertarik dengan obrolan mereka sayapun ikut melihat kearah wali murid yang berjalan menuju ruang rapat, dan ternyata yang saya lihat juga sangat menarik hati untuk dicermati.Secara jelas wali murid yang datang yang hendak menerima BKSM tersebut ternyata tidak bisa diterima dengan akal sehat jika dikategorikan keluarga miskin.Sebagai salah satu indikator tersebut adalah sebagian besarv yang datang orang tua / wali murid berkendaraan sepedah motor dengan merk ternama sekaligus keluaran terbaru jadi bagus-bagus.Cara berpakaiannya sudah tergolong lebih dari sekedar sopan dan umum tetapi melebihi penampilan guru-gurudi sekolah.Bahkan dari segi performan pun "bening" dan terawat tidak mengisyaratkan jika beliau-beliau ini orang susah dan sibuk mencari nafkah untuk kebutuhan pokok keluarga.Terlebih lagi untuk Ibu-ibunya malah rata memakai perhiasan emas yang terkesan berlebihan. Dari siswanyapun ternyata juga terlalu memaksakan diri jika masuk kategori siswa dari keluarga miskin.Keseharian sebagian siswa inipun pergi sekolah berkendaraan sepeda motor dengan dilengkapi alat komunikasi HP yang sudah lumayan canggih.

Dan ketertarikan saya dalam masalah inipun ternyata berlanjut ketika sampai di ruang guru, disinipun ternyata beberapa guru sedang diskusi seputar kondisi orang tua / wali murid calon penerima BKSM.Diskusi kecil inipun terhenti dengan hadirnya waka kesiswaan yang bertanggung jawab penuh terhadap bantuan pemerintah untuk siswa miskin ini.Pertanyaan terlontar dengan ketidak puasan bertubi-tubi dilontarkan. Jawaban yang dapat saya tangkap adalah penerima bantuan ini berdasarkan surat keterangan tidak mampu yang telah dikeluarkan kepala desa atau lurah setempat tanpa cross cek dengan alasan waktu yang diberikan oleh dinas pendidikan terkait sangat singkat yang tidak lebih 3 sampai 4 hari.Yang menjadi permasalahan sekarang adalah sudah mengikisnya budaya malu dan berkembangnya sifat egois yang berlebihan pada masyarakat kita.Budaya malu hilang bagi keluarga yang sebenarnya bukan kategori miskin namun mengaku miskin untuk mendapatkan biaya sekolah gratis bagi putra-putrinya dengan alasan " aji mumpung" sehingga memupuk sifat egois sekaligus merugikan dari siswa yang benar-benar tidak mampu membiayai kebutuhan sekolahnya. Begitu halnya dari pihak desa ataupun kelurahan setempat ternyata juga "payah" dengan mudahnya mengeluarkan surat keterangan miskin bagi warganya.Hal ini terjadi karena ketidak tahuan dari pihak keluarahan kondisi sebenarnya dari warganya akibat kurangnya intensitas turun ke masyarakat.

Dari pihak sekolahpun terlalu gegabah dan bekerja sendiri tanpa ada koordinasi yang bagus sehingga hantam saja yang ada.Setidaknya kesiswaan sudah jauh hari menyiapkan kondisi demikian melalui wali kelas karena wali kelas lebih tahu kondisi siswa,sekaligus perlunya untuk home visite ke orang tua siswa.Jika kondisi demikian dapat terwujud niscaya tidak terjadi siswa dari keluarga mampu,sekolah kurang niat malah mendapat BKSM. dari dinas pendidikan pun seyogjanya memberi kebebasan sekolah untuk bisa evaluasi terhadap penerima BKSM setiap periodenya.Jika terjadi kesalahan dan ketidak tepatan penerima bantuan ini segara dibetulkan untuk diberikan kepada siswa yang benar-benar tidak mampu namun memiliki kesungguhan dalam belajar.Selebihnya jika kita mendengar rasanan siswa ataupun guru-guru pengajar disekolah lainpun sama,banyak keluhan senada yang intinya BKSM yang diberikan pemerintah belum tepat sasaran dan belum menyentuh siswa yang tidak mampu dan benar-benar menginginkan sekolah.Tidak salah memang masih banyak kita dengar melalui media yang ada jika angka siswa putus sekolah masih tinggi di Indonesia.Jika kondisi demikian terus berjalan, maka program ini menjadi sia-sia

3 komentar:

JoNtor mengatakan...

Ga BLT ga BKSM sama saja!
Mana biaya pendidikan makin tinggi! kdepan makin dikit aja org indonesia yg terdidik.
Wah! tulisan dan temanya bagus tuh.

Ichsan Yudha Pratama mengatakan...

sTuJu bu........

ada jg kok di kelas yang orang mampu dapat bantuan...


hehe....

Ichsan Yudha Pratama mengatakan...

bu...

suka online di sekolah ato di warnet bu...kan di sekolah ada fasilitasnya....

wah...harus belajar menulis dari bu wati nie....

from:
"sisWa 2TkJ2..."