Jika kita mengikuti berita dan perilaku Dewan (DPR)yang ada di media rasanya "ngegirisi" .Hal ini terkait dengan masalah korupsi ataupun ketidak mampuan dari dewan dalam menjalankan tugas-tugasnya.Permasalahan yang muncul "miring" ini tidak hanya terjadi di tingkat pusat saja namun di daerah juga tidak kalah hebatnya.
Satu contoh saja dewan terlalu over acting yang kadang-kadang kebablasan, sampai-sampai tugas pokoknya tidak tersentuh. Hal ini sering terjadi di dalam dunia pendidikan (sekolah) dengan seringnya dewan datang yang ujung-ujungnya membawa sederet nama si A, si B dls yang nota bene mungkin saudara atau apanya....meminta sekolah untuk membebaskan pembayaran dengan alasan yang macam-macam.Belum lagi jika pelaksanan penerimaan siswa didik baru, wah lebih serem dan arogan lagi. Tanpa melihat dan memperhatikan proses dan prosedur yang sudah dilaksanakan sekolah, main serodok dan selonong sekali lagi minta fasilitas dan seolah memaksa dengan berbagai dalih "tidak bisa tidak" dalam arti HARUS ,nama yang dibawa untuk diterima tanpa mau melihat yang bersangkutan memenuhi syarat atau tidak!
Belum lagi jika ada permasalahan yang menyangkut proses yang berhubungan dengan penarikan keuangan sekolah pasti lebih aktif dan giat lagi yang ujung-ujungnya hanya kepentingan pribadi bukan semata-mata membela atau membantu kepentingan masyarakat.
Hal-hal tidak menyenangkan ini sering kali terjadi di sekolah-sekolah negeri maupun swasta.Yang lebih ekstrim lagi saat bertamu beliau-beliau wakil rakyat yang terhormat ini saat ke sekolah sering tidak terhormat karena sikapnya yang tidak bisa menghargai dirinya sendiri tanpa sopan santun bergaya penting dan sok penting!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar