Peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) menuntut penyesuaian kondisi dari seluruh elemen terkait dalam pengelolaan sumber daya manusia, termasuk dalam hal ini adalah dunia pendidikan. Hal ini berkait dengan ke-nyataan bahwa dunia pendidikan merupakan aspek penentu keberhasilan peningkatan kualitas sumber daya manusia tersebut. Dunia pendidikan mem-berikan kesempatan kepada kita untuk mendapatkan tambahan pengetahuan, keterampilan dan pola kehidupan positif sehingga mampu memberikan kontri-busi maksimal bagi setiap perkembangan kehidupan.
Sementara kita menyadari bahwa selama ini kondisi dunia pendidikan kita sedang mengalami sebuah kondisi yang sangat memprihatinkan, walaupun ada beberapa yang membahagiakan. Tetapi, meskipun ada bagian dunia pendidikan yang sebenarnya menggembirakan, misalnya adanya anak-anak yang berprestasi hingga tingkat internasional, tetapi karena kondisi kebanyakan adalah menurunnya kualitas hasil pendidikan, maka secara umum kondisi dunia pendidikan-pun dikatakan terpuruk. Sebaik-baiknya kondisi yang kita miliki, jika ada sebagian saja yang buruk, maka secara keseluruhan keburukan tersebut mengkontaminasi kondisi yang baik tersebut. Hal ini merupakan sesuatu yang biasa, bahwa selalu ada orang yang mengusik dan mencari-cari kelemahan di-balik kekuatan kita. Jika kita tidak mampu mengatasi hal tersebut, maka kita dapat tersungkur oleh respon kita terhadap kondisi tersebut. Di dalam kehidupan kita ini lebih banyak orang-orang yang licik dan picik daripada orang-orang yang cerdik dan cendekia terhadap sikap dan sifat dirinya.
Dunia pendidikan yang selama ini kita kenal sebagai institusi yang me-ngembangkan nilai-nilai positif kehidupan dalam sebuah skope yang kecil tetapi berskala besar memang merupakan lahan terbaik untuk melakukan berbagai maneuver kehidupan, khususnya pemikatan hati masyarakat ataupun pengkon-disian masyarakat, sehingga jika terjadi kondisi yang kurang berkenan, maka secara serentak, semua orang dari berbagai lapisan dalam masyarakat mem-mereka memberikan komentar, yang rata-rata adalah komentar miring yang cenderung memojokkan dunia pendidikan. Dunia pendidikan seakan-akan ingin dibelenjeti hingga terlihat tulang belulangnya yang sudah tidak putih lagi!
Dan, agar kondisi tersebut tidak terus menerus menerpa dunia pendidik-an, khususnya pada para guru yang sudah berusaha sekuat tenaga memberikan pembelajaran sebagaimana potensi maksimal yang ada di dalam dirinya, dapat bernafas lega dan sedikit bergerak lepas, maka peningkatan kualitas guru dan peningkatan kondisi kesejahteraan guru perlu mendapatkan perhatian yang maksimal juga. Guru juga perlu mendapatkan perhatian, khususnya dalam peningkatan kesejahteraan hidupnya sebagai pekerja profesional yang ber-tanggungjawab atas peningkatan kualitas kehidupan sumber daya manusia yang menjadi penanggungjawab kesejahteraan hidup bangsa yang besar ini. Guru harus ditingkatkan pola kesejahteraan hidupnya agar dapat memberikan peng-abdian yang maksimal dan totalitas pada dunia pendidikan.. Jika tidak, maka jangan salahkan adanya beberapa guru yang terpaksa harus ngobyek dengan pekerjaan lainnya atau nyambi mengajar di beberapa sekolah sekaligus.
Setelah melalui berbagai langkah, maka selanjutnya dimunculkan sebuah wacana yang sangat membahagiakan para guru sehingga sedikit memacu andrenalin untuk meningkatkan pola kerja yang selama ini telah dijalankan oleh para guru. Dengan dimunculkannya wacana tentang sertifikasi yang berkelanjut-an dengan adanya kompensasi untuk guru-guru yang telah menjalani proses sertifikasi dan dianggap mempunyai kelayakan bagi proses pembelajaran yang dijalankannya, maka hal tersebut benar-benar mampu meningkatkan semangat juang guru untuk meningkatkan kualitas kehidupan sosial dan ekonominya. Banyak guru yang berlomba untuuk dapat masuk dalam proses sertifikasi sehingga diharapkan ada tambahan pemasukan bagi ekonomi keluarganya. Berbagai cara ditempuh agar proses sertifikasi yang diikutinya mendapatkan pengakuan dan kepadanya diberikan hak atau insentif untuk sertifikasi profesi-onalismenya. Salah satu langkah yang ditempuh adalah menempuh sekolah lagi dan mengikuti program sertifikasi untuk peningkatan kualitas kehidupan ekonomi sosialnya.
Hubungan Sertifikasi dengan Guru Efektif
Sebenarnya, jika kita berkenan memikirkan hal-hal berkaitan dengan pola pembelajaran yang dapat memberikan materi pembelajaran secara maksimal, maka yang terpenting adalah bahwa kita harus mampu bersikap efektif dalam menjalankan tugas pembelajaran. bersikap efektif yang kita maksudkan dalam hal ini adalah pola pemikiran yang cenderung lebih mengutamakan proses peningkatan kualitas proses daripada hasil pembelajaran.
Dalam proses pembelajaran, selain hasil proses yang kita harapkan dapat meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat, kita juga perlu memperhatikan efektivitas dari proses yang dijalankan oleh guru. Bahwa dengan kondisi terbaik, yaitu efektivitas yang tinggi, maka keterlaksanaan dan ketercapaian sebuah program sangatlah mungkin sehingga angka keberhasilan menjadi meningkat dan kualitas manusia menjadi lebih baik lagi. Efektivitas memang merupakan sebuah kondisi yang lebih menekankan pada upaya untuk menggapai hasil maksimal dari sebuah proses, khususnya dalam hal ini adalah proses pendidikan anak didik. Proses pendidikan yang efektif berarti bahwa di dalam melaksana-kan proses pendidikan, maka seorang guru harus dapat mempergunakan segala hal berkaitan dengan proses pendidikan secara maksimal sehingga dapat menunjang keberhasiland alam proses pembelajaran.
Sertifikasi terhadap profesi guru sebenarnya bertujuan untuk menentukan kelayakan seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas keguruan atau kepen-didikan. Sertifikasi adalah penilaian yang kita berikan kepada seorang guru terhadap pola penerapan berbagai strategi pembelajaran, pengelolaan kelas, penerapan evaluasi komprehensif terhadap kemampuan anak didik, dan pengayaan terhadap kondisi-kondisi kritis dari anak didik sehingga proses pembelajaran yang dijalani anak didik benar-benar merupakan proses pendidikan yang tuntas. Dengan sertifikasi ini, maka profesi guru bakal mencapai tingkat kualitas maksimal dan citranya terangkat lagi seiring dengan meningkatnya kualitas hasil proses pendidikan yang dijalankannya.
Sebenarnya, dengan adanya sertifikasi guru berarti pemerintah telah menganggap bahwa kelayakan seorang guru dalam mengemban tugas sebagai pendidik sangatlah perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan tugas dan ke-wajibannya sehingga hasil proses pembelajaran dan pendidikan benar-benar dapat maksimal. Sertifikasi ini merupakan bentuk tuntutan yang harus dikon-disikan oleh semua guru berkaitan dengan program peningkatan kualitas hasil proses pendidikan dan pembelajaran. hal ini berdasarkan pada anggapan bahwa sebenarnya baik dan buruknya hasil dari sebuah pekerjaan tergantung pada yang mengerjakannya. Ibaratnya sebuah patung, baik buruknya tergantung pada tingkat kepandaian dan keterampilan sang pematung. Semakin pintar dan te-rampil seorang pematung, maka sudah barang tentu, hasil pahatan dan ukiran yang dilakukan adalah yang terbaik. Hal ini karena sang pematung mengefektif-kan seluruh potensi yang ada di dalam dirinya secara maksimal. Sang pematung mengerjakan seluruh pekerjaannya secara tuntas. Mereka benar-benar lebur dengan pekerjaannya sehingga tidak hanya keterampilan, pengetahuan yang diterapkan dalam pekerjaan tersebut, tetapi perasaan, jiwa sang pematung juga ikut lebur dalam pekerjaan tersebut.
Demikian juga yang diharapkan dalam dunia pendidikan kita yang selalu saja disorot sebagai institusi yang mengalami kegagalan proses. Dengan sertifikasi ini, maka diharapkan adanya peleburan diri guru secara utuh dalam pekerjaannya yaitu proses pendidikan dan pembelajaran anak didik. Jika seorang guru dapat menerapkan konsep peleburan tuntas segala potensi diri ini berarti guru tersebut sudah melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran secara efektif. Dan selanjutnya kondisi tersebut dikenal sebagai guru professi-onal.
Tetapi, pada kenyataannya untuk memikat guru agar melaksanakan tugas pendidikan dan pembelajaran secara efektif tidak dapat begitu saja dilakukan, tidak semudah membalik telapak tangan. Hal ini terjadi karena masih banyak guru yang berpikiran tradisional dan tidak perfectionis dalam menerapkan konsep pendidikannya. Mereka melaksanakan tugas pendidikan dan pembel-ajarannya asal jalan saja. Tidak sedikitpun upaya untuk meningkatkan kualitas proses pendidikan dan pembelajarannya dengan menerapkan konsep-konsep pembelajaran yang progresif ataupun yang layak terap untuk kondisi anak didik sekarang ini.
Dan, sertifikasi telah menjadi menara api bagi seluruh guru sehingga secara langsung mereka menanggapinya dengan berbondong-bondong men-dekat pada menara api untuk mendapatkan kehangatan atau sedikit cahaya untuk menunjang kehidupan di masa depannya. Hal ini karena dari program sertifikasi ini ada disertakan embel-embel insentif atau tunjangan professional bagi yang dinyatakan lulus dalam seleksi sertifikasi. Embel-embel inilah yang selanjutnya menjadi daya tarik tersendiri bagi para guru sehingga untuk me-menuhi segala perangkat untuk dapat mengikuti dan dinilai layak pada proses sertifikaksi tersebut.
Dengan demikian, walaupun secara nyata kita melihat bahwa salah satu motivasi para guru untuk mengikuti proses sertifikasi adanya embel-embel tunjangan, yang besarnya tidak tanggung-tanggung, yaitu satu kali gaji. Tun-jangan satu kali gaji sungguh sangat menggiurkan sehingga semua guru ber-usaha untuk dapat mengikuti proses sertifikasi, bagaimanapun caranya, termasuk merekayasa data sertifikasi. Tetapi, dalam konteks ini bukan masalah tersebut yang kita bahas, setidaknya kita melihat bahwa sebenarnya eksistensi program sertifikasi memang sangat berkaitan dengan efektivitas proses pembelajaran yang d ijalankan oleh para guru.
Secara umum dapat kita katakan bahwa dengan adanya proses sertifikasi guru, maka tumbuh kesadaran para guru untuk segera memperbaiki kondisi diri atau tingkat kemampuan dirinya terhadap materi pembelajaran dan meningkat-kan latar belakang pendidikannya sehingga sesuai dengan syarat utama untuk dapat mengikuti proses sertifikasi. Tetapi meskipun demikian, maka setidaknya telah tumbuh kesadaran di hati para guru untuk meningkatkan kualitas dirinya sehingga dapat memberikan porses yang lebih baik kepada anak didik dengan harapan ketercapaian tjuan pendidikan dan pembelajaran dapat lebih baik dari sebelumnya.
Hal ini dapat kita katakan bahwa dengan adanya program sertifikasi guru ini, maka (1) tumbuh kesadaran guru untuk meningkatkan kualitas dirinya, khususnya dalam ilmu dan keterampilannya., (2) tumbuh rasa bertanggung-jawab di hati guru atas proses pendidikan dan pembelajaran yang diembannya, (3) tumbuh persaingan untuk lebih cepat meningkatkan kualitas diri dibandingkan yang lainnya, (4) tumbuh upaya untuk memberikan atau melaksanakan proses pendidikan dan pembelajaran sebaik-baiknya sehingga memberikan point plus untuk perangkat penilaian sertifikasinya, (5) dan yang terpenting bagi semua guru dengan adanya sertifikasi adalah peningkatan kualitas kehidupan ekonominya sebab terangkatnya kesejahteraan akibat tunjangan yang didapatkan dari proses sertifikasi tersebut.
Begitulah yang terjadi sebagai akibat dari pencanangan program sertifi-kasi yang dilaksanakan mulai tahun 2007 ini. Harapan kita semua agar program ini benar-benar berjalan sebagaimana konsep dasar program sehingga tidak hanya merupakan program awu-awu yang pada kenyataannya hanyalah program ganti nama dari program yang sebelumnya ada, misalnya program kesetaraan yang dahulu pernah diterapkan bahkan sampai sekarang masih diterapkan, jika seorang guru telah berhasil menempuh proses pendidikan baru yang lebih tinggi dari ijazah yang dipergunakan sebagai dasar menjadi pegawai negeri, maka dapat dilakukan kesetaraan sehingga segala konsekuensi disesuaikan dengan kondisi latar belakang terakhir yang dapatkan oleh sang guru. Semoga saja, sertifikasi ini lebih banyak mengarah pada upaya efektivitas proses pendidikan dan pembelajaran agar kualitas hasil proses pendidikan dan pembelajaran benar-benar dapat dientas dari keterpurukan. Dan, tidak sekedar mengejar peningkatan kualitas finansial semata. Semoga.
1 komentar:
Semoga bu peny dan bu suwati selalu menjadi guru yang selalu rukun dan dapat memberi contoh pada murid2 nya dengan baik
n jadi guru teladan no,,1 di mojokerto city
amiennn........
dari: murid tersayang
hegha surya pratama
email: hegha_pd@yahoo.co.id
salam hormat
hega
Posting Komentar